Tuesday 30 September 2014

Menemani Si Buah Hati

Teori materialisme yang terbantahkan oleh seorang anak

Waktu yang begitu indah, dalam keadaan apapun.  Aku musti mengakui bahwa keindahan saat bersama si buah hati begitu sangat membahagiakan. Saat sebelum berangkat kerja , saat istirsahat pulang sebentar, saat menemani bermain, juga ketika menghantar tidur.

Dari awal sudah aku perhatikan apa yang membuat dia suka dan tidak suka. Dia akan begitu suka bila keinginannya terpenuhi tapi jangan tanya saat permintaan dia ditolak . Aku begitu ingin memperhatikannya karena ada sebuah kisah yang sangat mengaharukan.

Jangan pernah membuang waktu berharga , saat-saat menikmati dan mengamati perkembangan anak , hanya karena kesibukan kita .

Berikut kisah Teori materialisme/kapitalisme yang terbantahkan oleh seorang anak

'Seorang anak suatu waktu ditemani oleh ayahnya untuk berlibur ke desa, menghindar dari segala hiruk pikuk kota yang penuh dengan asap , penuh gedung-gedung dengan kesombonganya beralih ke desa yang dipenuhi angin semilir tanpa kekotoran dan bau kebengisan , yang ada adalah rimbunan dedaunan hijau yang menarikan tarian selamat datang buat anak kota dan ayahnya yang wajahnya hampir menjadi seperti batu karena begitu kerasnya hidup dikota , mulai berubah saat suasana desa menyambutnya.

Ketika malam tiba ayahnya mengajak anaknya mengobrol di depan rumah , beralaskan rumput bertiangkan langit yang cerah diterangi sapa rembulan....

Anakpun bertanya : "apakah saya lebih kaya dibanding anak desa ayah?"
Ayah : " Tentu saja, anaku , dirumah ada kolam renang, banyak lampu, penuh taman, dan banyak lagi..."
Anak : " Ayah, kalau itu menurut ayah maka anak desa sesungguhnya lebih kaya karena  disini didesa bintang-bintang bertaburan dan rembulan yang menerangi tidak seperti lampu dirumah, sungai berair yang begitu bersih begitu luas tidak seperti kolam renang dirumah, tempat tidur di hamparan rumput hijau yang sejuk tidak seperti di rumah ... "
Ayahpun hanya tertegun melihat celoteh anaknya

Begitulah sedikit obrolan Ayah dan anaknya.... smoga kita tidak lupa akan arti sebuah kekayaan...

No comments:

Post a Comment